Minggu, 21 Februari 2010

pengertian Dictionary

Pengertian data Dictionary atau Kamus Data


Model berikutnya yang akan dibahas adalah data dictionary/DD (Kamus Data/KD). KD

tidak menggunakan notasi grafis sebagaimana halnya DAD, tetapi porsinya dalam memodelkan

sistem tidak perlu diragukan lagi (sebuah model tidak lengkap tanpa KD). KD juga mempunyai

fungsi yang sama dalam pemodelan sistem. Selain itu KD berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, kamus data mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem dengan presisi yang sedemikan rupa sehingga pemakai dan penganalisas system memiliki dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.


Kamus Data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari

suatu sistem informasi. Kamus data selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangi

redudansi, juga dapat digunakan untuk:


1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data


KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada

tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis sistem, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi

antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang

data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan

database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD

KD mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:


- Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan data dalam DFD

- Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran (misalnya alamat

diuraikan menjadi kota, negara dan kode pos)

- Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data

- Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran

- Mendeskripsikan hubungan detil antar penyimpanan (yang akan menjadi titik perhatian

dalam entity-relationship diagram)

referensi :

http://dhamidin.files.wordpress.com/2008/01/handout-7.pdf

Jumat, 19 Februari 2010

penalaran

Secara leksikal, Oxford Dictionary mendefinisikan penalaran sebagai “science of reasoning, proof, thinking, or inference; particular scheme of or treatise on this; chain of reasoning, correct or incorrect use of argument, ability in argument, arguments.” Meriam Webster’s Desk Dictionary menjelaskan bahwa penalaran adalah “a science that deals with the rules and tests of sound thinking and proof by reasoning.” Kamus Oxford juga menyebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk penalaran adalah logike tekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir.

penalaran sebagaimana dikemukakan di atas menegaskan dua hal sekaligus yang menjadi inti pengertian penalaran. Pertama, penalaran sebagai ilmu; penalaran adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, penalaran sebagai seni atau ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan semestinya. Sebagai ketrampilan, penalaran adalah seni dan kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas pemikiran itu agar bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur.

Penalaran tidak mempersalahkan siapa atau dalam keadaan apa pembuat penalaran itu berada. Apakah pembuat penalaran itu waras atau tidak, bukan perhatian penalaran. Penalaran juga tidak bermaksud mempelajari sistem interaksi sosial di mana si pembuat penalaran itu berada. Bidang perhatian dan tugas penalaran adalah menyelidiki penalaran yang tepat, lurus, dan semestinya sehingga dapat dibedakan dari penalaran yang tidak tepat.

Penalaran (bentuk pemikiran) berkaitan sangat erat dengan aktivitas akal budi manusia “berpikir”. Berpikir itu sendiri adalah bagian dari kehidupan manusia. Semua orang sudah melakukannya. Dengan berpikir, kita mampu berdialog, menulis, mengkaji suatu uraian, mendengarkan penjelasan-penjelasan, dan mencoba menarik kesimpulan dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Tetapi berpikir yang sering dirasa bersifat spontan itu bisa saja dianggap sebagai sesuatu yang mudah, gampang, dan biasa-biasa. Namun apabila diselidiki lebih lanjut, terutama bila dipraktekkan sungguh-sungguh, ternyata bahwa berpikir dengan teliti, tepat, dan teratur merupakan kegiatan yang cukup sukar. Manakala kita meneliti dengan saksama dan sistematis berbagai penalaran, mungkin saja akan kita temui banyak kejanggalan, kekeliruan, dan penalaran yang tidak “nyambung”. Hal itu disebabkan antara lain karena dalam berpikir orang mudah tertangkap dalam perasaan-perasaannya, menganggap benar apa yang disukainya, terpengaruh prasangka, kebiasaan, dan pendapat umum. Dalam keadaan yang demikian, kita sulit mengajukan alasan yang tepat atau menunjukkan mengapa suatu pendapat tidak dapat diterima. Karena itu dalam kegiatan berpikir, kita dituntut untuk sungguh-sungguh melakukan pengamatan yang kuat dan cermat supaya sanggup melihat hubungan-hubungan, kejanggalan-kejanggalan; dan kesalahan-kesalahan yang terselubung.

Penalaran adalah ilmu dan keterampilan. Itu berarti memiliki pengetahuan yang cukup tentang penalaran sebagai ilmu tidak dengan sendirinya menjamin bahwa seseorang dapat bernalar dengan teliti, tepat dan teratur. Ketrampilan menalar dengan tepat adalah kecakapan yang diperoleh dari latihan yang terus-menerus sehingga tercipta suatu kebiasaan yang mantap pada akal budi kita untuk berpikir sesuai dengan hukum-hukum atau prinsip-prinsip pemikiran.

Secara singkat manfaat penalaran dapat dikategorikan sebagai berikut:

  1. Penalaran menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan).
  2. Penalaran menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
  3. Penalaran mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangka.
  4. Penalaran – di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
  5. Penalaran membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesehatan.