Senin, 24 Mei 2010

Penalaran Dan syarat-syarat Penalaran

Penalaran

Penalaran mempunyai beberapa pengertian, yaitu :(1) Proses berpikir logis,sistematis,terorganisasi dalam urutan yang saling berhubungan sampai dengan simpulan,(2)menghubung-hubungkan fakta atau data sampai dengan satu simpulan,(3)Proses menganalisis suatu topik sehingga menghasilkan suatu simpulan atau dengan pengertian baru,(4) Dalam karangan terdiri dari 2 variabel atau lebih, Penalaran dapat diartikan mengkaji,membahas atau menganalisis dengan menghubung-hubungkan variabel yang dikaji sampai menghasilkan suatu derajat hubungan dan simpulan,(5)Pembahasan suatu masalah sampai menghasilkan suatu simpulan yang berupa pengetahuan atau pengertian baru.Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis dan hasil kesimpulannya disebut konklusi. Hubungan premis dengan konklusi disebut konsekuensi.
Ada 2 jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :
1. Metode induktif
yaitu metode yang digunakan dalam berpikir degan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.Generalisasi merupakan bentuk dari metode induktif.
2. Metode deduktif
yaitu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian - bagian yang khusus.Contoh : Masyarakat indonesia konsumtif (umum )dikarenakan adanya perubahan arti dari sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi(khusus)dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

Konsep dan simbol penalaran

Penalaran juga merupakan aktivitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

Syarat-syarat kebenaran dalam Penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.

* Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
* Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.

sumber : http://books.google.co.id
Wikipedia

Rabu, 03 Maret 2010

dampak menara pemancar di pemukiman warga

Saat ini banyak menara pemancar yang di bangun di pemukiman warga.Disatu sisi pembangunan menara pemancar di pemukiman warga dapat menguntungkan pihak warga sekitar,karena mereka bisa memanfaatkan adanya menara tersebut untuk mendapatkan penghasilan lebih,dan dapat memanfaatkanya sinyal menara pemancar tersebut untuk keperluan mereka.

Disatu sisi lainya menara pemancar tersebut dapat merugikan warga yang tinggal di sekitar menara pemancar tersebut.Para warga merasakan dampak kerugian mulai dari kesehatan.Kita tau bahwa radiasi sinyal menara pemancar tersebut dapat menggangu kesehatan warga sekitar,dan apabila hujan tiba besar kemungkinan ada nya petir pun sangat lah besar dan kemungkinan terkena radiasi petir pun sangat lah besar.

Dan saya rasa pemerintah daerah khusussnya harus pekaa terhadap pembangunan proyek menara-menara pemancar di pemukiman warga agar tidak merugikan semua pihak yang terlibat di dalam nya.dan warga mengharapkan pihak pembangunan menara pemancar agar dapat melakukan pembenahan.


Penulis tidak bermaksud untuk memojokkan pihak manapun,karena tulisan ini di tulis berdasarkan pengalaman penulis sendiri.

pergaulan remaja saat ini

Pergaulan remaja saat ini lebih cenderung ke arah pergaulan bebas,terbukti banyaknya para remaja yang menggunakan Narkotika dan melakukan Sex bebas oleh para kekasihnya,hal ini bisa dilihat dari banyaknya para remaja yang menggunakan barang haram tersebut.Mengapa para remaja menggunakan barang haram tersebut,karena salahnya pergaulan yang mereka pilih dan kurangnya faktor pengawasan orang tua meraka.

Seadainya mereka di awasi oleh para orang tua mereka tidak mungkin mereka menggunakan barang tersebut.Dan dari pergaulan tempat bermukim juga harus di awasi,bisa juga menggunakan barang tersebut karena sedang depresii/sekedar coba-coba..
Maka dari itu mudah sekali tergoda untuk menggunakan barang tersebut dan lama kelamaan menjadi pecandu berat dan sulit untuk lepas dari barang itu,..
dan untuk sex bebas saya rasa hal tersebut lepas dari pengawasan orang tua/karna kebutuhan ekonomi yang mendesak mereka melakukan seperti itu dan bisa juga akibat salah pergaulan lagi.

Dari kasus tersebut peran orang tua sangat lah penting untuk membentuk pola piker mereka jadi lebih baik dan melakukan hal-hal yang positive.orang tua juga harus memberi pengarahan tentang bahaya narkoba dan sex bebas untuk masa depan mereka

Konflik yang terjadi di persepakbolaan indonesia

Kemajuan persepakbolaan nasional tentu harus diikuti oleh komunitas suporter yang menjadi basis pendukung sebuah klub sepakbola. Karena adalah sebuah omong kosong apabila sebuah klub sepakbola itu mampu bertahan tanpa dukungan suporter yang ada dibelakangnya. Tetapi sayangnya sudah menjadi rahasia umum bahwasanya persepakbolaan Indonesia dikenal akan kerusuhan dan permainan yang menjurus kasar. Kerusuhan demi kerusuhan, entah itu akibat ketidakdewasaan suporter atau provokasi ofisial pertandingan kepada suporter menjadi cerita lama dalam dunia persepakbolaan Indonesia.

Belum dewasanya suporter di Indonesia tentu menjadi penghambat bagi pengembangan profesionalitas klub-klub di Indonesia. Aksi anarkis yang dilakukan oleh oknum suporter menjadi salah satu faktor lambatnya pengembangan profesionalitas klub Indonesia. Belajar dari kasus rasisme Aremania beberapa saat yang lalu tentu menjadi sebuah pelajaran berharga bagi seluruh elemen suporter yang ada.Padahal skala permasalahan baru sekitar denda dan hukuman, belum pada level anarkisme tingkat tinggi seperti perusakan stadion dan beberapa fasilitas, kerusuhan antar-suporter, hingga aksi-aksi kejahatan yang melibatkan komunitas suporter.

Konflik-konflik yang timbul juga tidak luput dari permasalah sosial dan budaya dalam sebuah masyarakat. Masalah hegemoni dan pengakuan akan ‘the one and the best’ juga menjadi salah satu permasalah konflik suporter Indonesia. Persoalan chauvinisme dan fanatisme dalam sebuah masyarkat juga tidak dapat dihilangkan sebagai faktor-faktor pemicu konflik. Belum lagi soal dendam yang berasal dari peristiwa yang terjadi sebelumnya. Begitu banyak permasalahan yang timbul dalam masyarakat sehingga terbawa dalam kancah sepakbola membuat stadion masih belum menjadi tempat yang nyaman dalam menikmati pertandingan sepakbola.

Pengkajian akan sebuah konflik dengan memandang dari perspektif sosiologi –dimana masyarakat dan kondisi kultural akan menjadi objek yang dikaji– diharapkan akan timbul sebuah mediasi entah itu berupa negoisasi atau yang lainnya. Dengan begitu posisi suporter sebagai sebuah pendukung klub akan terjadi hubungan timbal balik dengan klub yang didukung. Selain itu diharapkan pula perdamaian antar-suporter sepakbola yang ada di Indonesia dapat terjadi.

pengaruh rumah tangga & keluarga serta menjadi dasar perilaku konsumen

Keluarga dan pengaruh rumah tangga
Secara ilmiah keluarga dapat diartikan sebagai sekelompok yang terdiri dari dua atau lebih individu yang berhubungan darah, pernikahan, atau adopsi yang tinggal berdampingan. Sedangkan rumah tangga adalah semua orang, baik yang berelasi maupun tidak berelasi yang menempati sebuah unit rumah. Keluarga maupun pengaruh rumah tangga mempengaruhi sikap pembelian konsumen. Misalnya kelahiran anak mempengaruhi suatu keluarga untuk menambah perabotan, bahan makanan bayi, dan lain-lain.

Kelompok dan pengaruh personal
Suatu perilaku konsumen tak lepas dari pengaruh kelompok dan personal yang dianutnya. Reference group adalah seseorang atau sekelompok orang yang mempengaruhi perilaku individu secara signifikan. Reference group dapat berupa artis, atlit, tokoh politik, kelompok musik, partai politik, dan lain-lain. Reference group mempengaruhi dalam beberapa cara. Pertama-tama reference group menciptakan sosialisasi atas individu. Kedua reference group berperan penting dalam membangun dan mengevaluasi konsep seseorang dan membandingkannya dengan orang lain. Ketiga, reference group menjadi alat
untuk mendapatkan pemenuhan norma dalam sebuah kelompok social

Walaupun rumah tangga dan keluarga kadang digunakan secara dapat dipertukarkan sewktu menganalisis bagaimana keputusan pembelian diambil, adalah penting untuk membedakan antara kedua ini sewaktu memeriksa data. Rumah tangga menjadi unit yang analisis yang lebih penting bagi pemasar karena pertumuhan yang pesat di dalam keluarga trdisional dan rumah tangga nonkeluarga. Di antara rumah tangga nonkeluarga,mayoritas besar terdiri dari orang-orang yang hidup sendiri.
Para pemasar tidak hanya berpikir tentang keluarga, kategori rumah tangga yang terbesar, tetapi juga rumah tangga nonkeluarga, yang berkembang lebih cepat.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/perilaku-konsumen-definisi-dan-tipe.html
http://ahmadrohimi.blogspot.com/2009/12/pengaruh-keluarga-dan-rumah-tangga.html

pola dari kepribadian dan gaya hidup

Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah karakteristik psikologis seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka Nampak bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan orang lain.
Secara praktis konsep kepribadian dapat didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi. Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
• Mencerminkan perbedaan individu
Oleh karena kepribadian merupakan kombinasi pemikiran, perasaan dan perilaku, maka kepribadian seseorang tidak akan pernah sama dengan yang lain sekalipun anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak akam memberikan respon yang sama untuk setiap stimuli pemasaran yang di sediakan konsumen. Bagi manajer pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai acuan untuk membagi pasar dalam beberapa kelompok.
• Konsisten
Pola tersebut memiliki keteraturan dan keseragaman perilaku. Intinya seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk berbagai situasi yang berbeda. Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang, namun perilaku yang Nampak dapat bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan, social budaya, psokologis dan situasional. Hal ini wajar karena kepribadian hanyalah satu dari sekian banyak factor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
• Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep psikologis, namun para peneliti berpendapat bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh proses biologis dan kebutuhan manusia.
• Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana cara konsumen bertindak dan merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang digunakan.
• Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang signifikan kepribadian dapat berubah. Seorang perempuan yang baru melahirkan anaknya akan mengalami perubahan kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun demikian perubahan kepribadian ini akan berjalan bertahap.

Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan kebutuhan), orang yang dogmatic tidak akan seberani orang yang inovatif dalam membeli produk baru. Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada produk dari Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi dan memproduksi produk-produk yang berkualitas.
Teori-teori Kepribadian
Terdapat banyak teori tentang bagaimana sebuah kepribadian berkembang. Paling tidak terdapat 3 perspektif pada kepribadian yaitu :
1. Psychodynamic Theory
Teori ini diciptakan oleh Sigmund Freud dan merupakan tonggak awal psikologi modern. Disini dirumuskan dengan premis bahwa kebutuhan atau dorongan yang tidak disadari (unconscious need) konsumen terutama dorongan biologis dan seksual merupakan inti dari motivasi dan kepribadian. Ada tiga system yang berinteraksi didalam kepribadian manusia :
• Id merupakan pusat dari semua dorongan-dorongan primitive dan impulsive.
• Superego merupakan ekspresi individual tentang perilaku yang dibenarkan menurut norma dan etika social.
• Ego merupakan pengendalian diri yang disadari oleh individu.
Beberapa cara atau metode yang digunakan individu untuk mengatasi masalah psikologis yaitu :
• Identifikasi
Bila individu menggunakan metode ini, maka mereka akan mengadopsi metode orang lain yang telah terbukti berhasil mengatasi masalah psikologi. Misalkan menggunakan produk yang sama dengan yang biasa digunakan oleh keluarganya.
• Represi
Individu dapat mengendalikan kebutuhan fisiologis dengan membiarkan kebutuhan tersebut tak terpuaskan. Misalkan konumen menahan diri untuk tidak mengeluh ketika penjual mengecewakan.
• Displacement
Individu berupaya mengkonversikan kebutuhan fisiologisnya dalam bentuk yang lebih dapat diterima. Misalkan manggati kebiasaan merokok dengan mengkonsumsi permen rokok.
• Prosyeksi
Individu berupaya untuk menyelesaikan konflik psikologis yang dihadapinya dengan menyalahkan orang lain.
• Rasionalisasi
Individu menciptakan pemikiran rasional untuk suatu tindakan dari pada mengakui kebenaran dari tindakan tersebut. Misalkan seorang konsumen mengaku lebih menyukai Toyota Kijang dari pada Toyota Altis, karena bentuknya yang lega, namun sesunghnya ia tidak mampu membeli Toyota Altis.
2. Neo-Freudian Personality Theory
Berbeda dari pandangan Freud bahwa kepribadian bahwa kepribadian bersumber dari insting manusia secara alamiah, Karen Hornet, salah satu peneiliti teori ini mengajukan sebuah mekanisme yang dilalui individual dalam rangka mencari jalan keluar dari konflik yang menggelisahkan. Menurutnya individu dapat dibedakan menjadi 3 kepribadian yaitu :
• Compliant Individual
Individu-individu yang cenderung mendekati orang lain. Mereka memepunyai hasrat untuk dikasihi, diingini, dan dihargai.
• Aggressives Individual
Individu-individu yang cenderung menentang orang lain. Mereka mempunyai hasrat untuk berprestasi dan mendapatkan pujian.
• Detached Individual
Individu-individu yang cenderung menjauhi orang lain. Mereka suka kemandirian, kemerdekaan, kebebasan dari kebajiban.
3. Trait Theory
Trait Theory menggunakan asumsi (1) bahwa semua individu memilik karakter berbeda, (2) karakter tersebut bersifat konsisten dan dapat diukur perbedaanya antara individu yang satu dengan yang lain.
Costa dan McCrae (1992;dalam Walzuch,2001), membagi karakter manusia menjadi 5 yaitu :
1) Extraversion
Manusia memiliki karakter extraversion adalah mereka yang suka berada didunia lain selain dunia mereka. Mereka adalah manusia ekstrovert yang focus pada dunia luar, lebih bersifat social, tidak terlalu peduli dan cepat sekali berubah.


2) Neurotism
Karakter ini ditandai dengan kondisi emosi yang tidak stabil, pesimis dan kepercayaan diri yang rendah.
3) Agreebleness
Manusia yang memiliki karakter ini cenderung berkeyakinan posotif dan menghargai nilai-nilai orang lain, mereka sangat peduli pada norma-norma masyarakat. Manusia dengan karakter ini adalah mereka yang dapat sangat dipercaya.
4) Conscientiousness
Karakter ini ditandai dengan sikap bertanggung jawab, penuh dedikasi, dan dapat dipercaya. Mereka yang berkarakter conscientiousness cenderung mengambil keputusan dengan serius dan sangat hati-hati.
5) Openess to experience
Jika seseorang memiliki karakter ini maka akan nampak pada keterbukaan cara berpikir dan mau menerima konsep-konsep baru. Umumnya mereka akan membuat keputusan yang tidak konservatif.
4. Carl Jung Theory
Carl Jung berpendapat dalam psikologi terdapat 2 dimensi cara berperilaku dan 4 fungsi dasar psikologi. Dua dimensi berorientasi dan menggambarkan tentang arah aliran energy psikis taua perhatian yaitu extroversion dan introversion. Extroversion adalah energy psikis yang diarahkan untuk mewujudkan dunia luar atau sesuatu. Sedangkan introversion adalah energy psikis yang focus pada proses-proses psikis internal yang meliputi perasaan dan ide-ide pemikiran.
Empat fungsi dasar psikologi :
• Sensasi
Adalah sesuatu yang menjembatani aliran masuknya informasi kedalam benak konsumen
• Intuisi
Adalah suatu kemampuan untuk melihat sesuatu yang tidak nampak dan selalu berupaya untuk melihat pola dan gambaran besarnya.
• Berpikir
Merupakan tipe individu yang selalu menggunakan kempuan intelektualnya untuk melakukan berbagai pertimbangan sebelum melakukan sesuatu.
• Perasaan
Individual yang cenderung menggunakan nilai-nilai pribadi dan perasaannya dalm proses pemecahan masalah dikelompokkan oleh Jung sebagai feeling-type.
2Relevansi Kepribadian dalam Perilaku Konsumen
Dilihat dari sudut pandang pemasaran, minat terhadap kepribadian terutama adalah untuk melihat bagaimana kepribadian konsumen mempengaruhi perilakunya. Pertanyan-pertanyaan yang menantang antara lain apakah pasar dapat disegmentasi atas dasar kepribadian? Apakah ada kaitan kepribadian dengan brand yang digunakan seseorang? Bagaimana kaitan antara kepribadian seseorang dengan kesediannya untuk mencoba sesuatu produk baru atau kesediannya untuk mencoba produk luar negeri? Begitu pula dengan bagaimana kaitan kepribadian seseorang dengan pilihannya untuk berbelanja di took tertentu dan sebagainya. Jadi pemahaman terhadap kepribadian akan membantu memahami perilaku konsumen.
Ciri-ciri kepribadian membedakan antara konsumen yang inovatif dan yang tidak (Schiffman dan Kanuk, 2000), termasuk disini ciri kepribadian yang dogmatis. Orang dengan dogmatis tinggi, sulit menerima sesuatu yang baru karena keyakinan orang ini terhadap sesuatu yang sudah diketahuinya sangat kuat. Untuk mempengaruhinya, harus digunakan figure yang berkuasa, seperti selebriti dan tokoh-tokoh masyarakat yang dikagumi. Sebaliknya, orang dengan dogmatism rendah, lebih bisa menerima sesuatu yang baru. Mereka lebih bisa dipengaruhi dengan informasi produk yang menekankan pada perbedaan dengan produk lain secara factual, dan juga informasi tentang kegunaan produk.

Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola hidup yang menentukan bagaimana seseorang memilih untuk menggunakan waktu, uang dan energi dan merefleksikan nilai-nilai, rasa, dan kesukaan. Gaya hidup adalah bagaimana seseorang menjalankan apa yang menjadi konsep dirinya yang ditentukan oleh karakteristik individu yang terbangun dan terbentuk sejak lahir dan seiring dengan berlangsungnya interaksi sosial selama mereka menjalani siklus kehidupan.
• Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian. Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka. Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif internal, yang memperlihatkan karakteristik pola berpikir, perasaan dan persepsi mereka terhadap sesuatu.
• Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup individu tersebut.
• Berbagai faktor dapat mempengaruhi gaya hidup seseorang diantaranya demografi, kepribadian, kelas sosial, daur hidup dalam rumah tangga. Kasali (1998) menyampaikan beberapa perubahan demografi Indonesia di masa depan, yaitu penduduk akan lebih terkonsentrasi di perkotaan, usia akan semakin tua, melemahnya pertumbuhan penduduk, berkurangnya orang muda, jumlah anggota keluarga berkurang, pria akan lebih banyak, semakin banyak wanita yang bekerja, penghasilan keluarga meningkat, orang kaya bertambah banyak, dan pulau Jawa tetap terpadat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Kepribadian dan gaya hidup merupakan satu Kesatuan yang tidak dapat di pisahkan. Dimana dalam Gaya Hidup seseorang terdapat kepribadian yang bermacam-macam bentuknya yang tanpa kita sadari, 2 hal tersebut memang saling berkaitan.

http://diahaja.wordpress.com/2009/12/12/kepribadian-dan-perilaku-konsumen/
http://pustaka.ut.ac.id/website/index.php?option=com_content&view=article&id=93:ekma4567-perilaku-konsumen&catid=28:fekon&Itemid=73
http://anakmamilepastopi.blogspot.com/2009/12/kepribadian-dan-gaya-hidup-tugas.html

Minggu, 21 Februari 2010

pengertian Dictionary

Pengertian data Dictionary atau Kamus Data


Model berikutnya yang akan dibahas adalah data dictionary/DD (Kamus Data/KD). KD

tidak menggunakan notasi grafis sebagaimana halnya DAD, tetapi porsinya dalam memodelkan

sistem tidak perlu diragukan lagi (sebuah model tidak lengkap tanpa KD). KD juga mempunyai

fungsi yang sama dalam pemodelan sistem. Selain itu KD berfungsi membantu pelaku sistem untuk mengerti aplikasi secara detil, kamus data mereorganisasi semua elemen data yang digunakan dalam sistem dengan presisi yang sedemikan rupa sehingga pemakai dan penganalisas system memiliki dasar pengertian yang sama tentang masukan, keluaran, penyimpanan dan proses.


Kamus Data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari

suatu sistem informasi. Kamus data selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangi

redudansi, juga dapat digunakan untuk:


1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data


KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada

tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis sistem, KD dapat digunakan sebagai alat komunikasi

antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang

data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan

database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD

KD mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:


- Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan data dalam DFD

- Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran (misalnya alamat

diuraikan menjadi kota, negara dan kode pos)

- Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data

- Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran

- Mendeskripsikan hubungan detil antar penyimpanan (yang akan menjadi titik perhatian

dalam entity-relationship diagram)

referensi :

http://dhamidin.files.wordpress.com/2008/01/handout-7.pdf

Jumat, 19 Februari 2010

penalaran

Secara leksikal, Oxford Dictionary mendefinisikan penalaran sebagai “science of reasoning, proof, thinking, or inference; particular scheme of or treatise on this; chain of reasoning, correct or incorrect use of argument, ability in argument, arguments.” Meriam Webster’s Desk Dictionary menjelaskan bahwa penalaran adalah “a science that deals with the rules and tests of sound thinking and proof by reasoning.” Kamus Oxford juga menyebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk penalaran adalah logike tekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir.

penalaran sebagaimana dikemukakan di atas menegaskan dua hal sekaligus yang menjadi inti pengertian penalaran. Pertama, penalaran sebagai ilmu; penalaran adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan. Kedua, penalaran sebagai seni atau ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat, lurus, dan semestinya. Sebagai ketrampilan, penalaran adalah seni dan kecakapan menerapkan hukum-hukum atau asas-asas pemikiran itu agar bernalar dengan tepat, teliti, dan teratur.

Penalaran tidak mempersalahkan siapa atau dalam keadaan apa pembuat penalaran itu berada. Apakah pembuat penalaran itu waras atau tidak, bukan perhatian penalaran. Penalaran juga tidak bermaksud mempelajari sistem interaksi sosial di mana si pembuat penalaran itu berada. Bidang perhatian dan tugas penalaran adalah menyelidiki penalaran yang tepat, lurus, dan semestinya sehingga dapat dibedakan dari penalaran yang tidak tepat.

Penalaran (bentuk pemikiran) berkaitan sangat erat dengan aktivitas akal budi manusia “berpikir”. Berpikir itu sendiri adalah bagian dari kehidupan manusia. Semua orang sudah melakukannya. Dengan berpikir, kita mampu berdialog, menulis, mengkaji suatu uraian, mendengarkan penjelasan-penjelasan, dan mencoba menarik kesimpulan dari apa yang kita lihat dan kita dengar. Tetapi berpikir yang sering dirasa bersifat spontan itu bisa saja dianggap sebagai sesuatu yang mudah, gampang, dan biasa-biasa. Namun apabila diselidiki lebih lanjut, terutama bila dipraktekkan sungguh-sungguh, ternyata bahwa berpikir dengan teliti, tepat, dan teratur merupakan kegiatan yang cukup sukar. Manakala kita meneliti dengan saksama dan sistematis berbagai penalaran, mungkin saja akan kita temui banyak kejanggalan, kekeliruan, dan penalaran yang tidak “nyambung”. Hal itu disebabkan antara lain karena dalam berpikir orang mudah tertangkap dalam perasaan-perasaannya, menganggap benar apa yang disukainya, terpengaruh prasangka, kebiasaan, dan pendapat umum. Dalam keadaan yang demikian, kita sulit mengajukan alasan yang tepat atau menunjukkan mengapa suatu pendapat tidak dapat diterima. Karena itu dalam kegiatan berpikir, kita dituntut untuk sungguh-sungguh melakukan pengamatan yang kuat dan cermat supaya sanggup melihat hubungan-hubungan, kejanggalan-kejanggalan; dan kesalahan-kesalahan yang terselubung.

Penalaran adalah ilmu dan keterampilan. Itu berarti memiliki pengetahuan yang cukup tentang penalaran sebagai ilmu tidak dengan sendirinya menjamin bahwa seseorang dapat bernalar dengan teliti, tepat dan teratur. Ketrampilan menalar dengan tepat adalah kecakapan yang diperoleh dari latihan yang terus-menerus sehingga tercipta suatu kebiasaan yang mantap pada akal budi kita untuk berpikir sesuai dengan hukum-hukum atau prinsip-prinsip pemikiran.

Secara singkat manfaat penalaran dapat dikategorikan sebagai berikut:

  1. Penalaran menyatakan, menjelaskan, dan mempergunakan prinsip-prinsip abstrak yang dapat dipakai dalam semua lapangan ilmu pengetahuan (bahkan seluruh lapangan kehidupan).
  2. Penalaran menambah daya berpikir abstrak dan dengan demikian melatih dan mengembangkan daya pemikiran dan menimbulkan disiplin intelektual.
  3. Penalaran mencegah kita tersesat oleh segala sesuatu kita peroleh berdasarkan autoritas, emosi, dan prasangka.
  4. Penalaran – di masa yang sekarang dikenal sebagai “era of reason’”– membantu kita untuk mampu berpikir sendiri dan tahu memberakan yang benar dari yang palsu.
  5. Penalaran membantu orang untuk dapat berpikir lurus, tepat dan teratur karena dengan berpikir demikian ia dapat memperoleh kebenaran dan menghindari kesehatan.